PROLOG
10 tahun
lalu

“Tapi, Iin, kamu harus pulang. Papa dan mamamu
sekarang khawatir denganmu karena kamu menghilang tiba-tiba” seorang nenek
berusaha merayu anak kecil yang dipanggil Iin itu.
“Tapi…” Iin menoleh kearah anak laki-laki yang
sebaya dengannya yang sekarang berdiri disebelahnya.
“Iin, lebih baik kamu pulang. Kasihan kan
orangtuamu yang khawatir padamu” bujuk Didi.
“Tapi,
kalau aku pulang, aku main sama siapa? Kalau disini, aku bisa main dengan Kak
Didi setiap waktu”
“Tapi, dirumahkan Iin bisa main dengan Kak Dimas
dan Kak Dina” kata nenek itu.
Tapi, Iin menggeleng “Mereka beda. Kalau
bersama Kak Didi, aku merasa senang. Kak Didi udah aku anggap kayak kakakku
sendiri. Bahkan, aku menganggap Kak Didi seperti…. Malaikat pelindungku”.
Mereka semua tertawa, termasuk Didi. Wajah Iin
berubah cemberut, ”Kenapa tertawa?”.
“Iin, darimana kamu dapat kata-kata seperti
itu?” tanya Tante Gina sambil tersenyum.
“Iin lucu, deh! Iin kan masih kecil, kalau Iin
sudah besar, pasti Iin bisa menemukan yang namanya malaikat pelindung Iin.
Sekarang pulang, lah”kata Didi.
Iin hanya mengangguk dan menarik tangan
neneknya. “Pulang sekarang, nek! Kasihan papa-mama udah nunggu lama. Dadah
semuanya. Kapan-kapan aku akan main lagi kesini” Iin melambaikan tangannya
seraya tersenyum.
“Ya! Semoga kita bisa bertemu lagi, nanti!”
teriak Didi pada Iin yang berjalan semakin jauh dari pandangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar